Nuzulul Qur`an dan Lailatul Qadar




Menurut yang saya pahami sesuai dengan surat al-Qodar bahwa Al-Qur'an diturunkan pada malam lailatul Qodar yang nota bene adanya pada 10 hari terakhir dari bulan Romadlon antara tanggal 20-29/30 romadlon. Padahal dalam sejarah islam yang kita ikuti sampai saat ini peringatan nuzulul qur'an pada 17 romadlon.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Menurut yang saya pahami sesuai dengan surat al-Aodar bahwa Al-Qur'an diturunkan pada malam lailatul Q odar yang nota bene adanya pada 10 hari terakhir dari bulan Romadlon antara tanggal 20-29/30 romadlon. Padahal dalam sejarah islam yang kita ikuti sampai saat ini peringatan nuzulul qur'an pada 17 romadlon. Sebenarnya menurut Antum kapan Al-Qur'an diturunkan? Dan apa pengertian diturunkan? Padahal Al-Qur'an diturunkan tidak secara langsung satu bundel. Syukron.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Farda Rain

Jawab :

Surat Al-Qadr. Makkiyah/Turun di Mekkah Tujuan surat ini diturunkan adalah untuk:

[1] mempertegas bahwa Al-Qur'an benar-benar turun dari Allah SWT,

[2] menolak orang-orang yang ingkar atas turunnya surat dari Allah SWT,

[3] mengangkat soal waktu diturunkannya Al-Qur'an dan turunnya para malaikat pada malam diturunkannya Al-Qur'an, [4] informasi bahwa malam diturunkannya Al-Qur'an adalah lebih [dan paling] utama dibanding malam-malam atau hari-hari lainnya.

(1) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada "malam kemuliaan". Ini adalah informasi paling utama tentang malam turunnya Al-Qur'an. "Malam Kemuliaan" adalah dalam terjemah Indonesia, sedang dalam teks Arabnya adalah Lailatul Qadr, yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, keagungan dan penuh barokah karena pada malam itu permulaan turunnya Al Qur'an. Ada perbedaan pandangan dari para mufassir dalam melihat dan mentakwilkan ayat ini. Dlamir atau kata ganti HU pada kalimat INNأ‚ ANZAL-Nأ‚-HU. Terjemahnya : "Sesungguhnya Kami telah menurunkan-NYA".

Apa yang dimaksud dengan menurunkan disitu? Benarkah kata ganti NYA atau HU disitu kembali Al-Qur'an, atau maknanya sekedar "malam ayat Al-Qur'an kali pertama diturunkan"? Para jumhur Sunni melihat bahwasanya kata ganti NYA disitu kembali kepada Al-Qur'an. Jadi, maksudnya, pada malam itu, seluruh komponen Al-Qur'an dan planning-planing Tuhan ditetapkan, diletakkan di Lauh Mahfأ»dz [kitab yang terjaga], lalu diturunkan di sebuah tempat yang oleh para ulama disebut Bait al-'Izzah, Rumah Kemulyaan. Saya katakan 'oleh para ulama' di atas, karena saya tidak atau belum mendapatkan data tekstual dari terminology Bait Al-'Izzah. Dari penelusuran saya, istilah ini mentok di sahabat Abdullah bin Abbas RA.

Dugaan saya, beliau mendapatkan rekaan ini dari ulama Yahudi. Tapi, ini sekedar dugaan saja, karena memang beliau paling banyak bergaul dengan ulama Yahudi dan Nasrani. Konsekuensi dari pendapat ini adalah pengertian bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam bentuk ayat-ayat dan surat-surat yang sampai pada kita itu, lalu -dalam rekaan para ulama-ulamanya-didistribusikan kepada Nabi SAW secara berangsur-angsur. Kejadian-kejadian pada masa Nabi SAW, lanjut dari konsekuensi ini, sudah dipotret oleh Allah SWT.

Secara pribadi saya kurang sependapat dengan teori penurunan Al-Qur'an seperti hal di atas. Dan saya lebih setuju dengan pendapat ulama minoritas bahwa maksud Dlamir HU atau kata ganti NYA pada ayat pertama tersebut adalah "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) PERTAMA KALI pada "malam kemuliaan". Pada malam itu, malam di mana Nabi SAW berkontemplasi di gua Hira, seperti diriwayatkan Sayyidah 'Aisyah RA, Nabi SAW mendapatkan wahyu pertama kali. Suatu malam di bulan Ramadhan. "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain". [QS. Al-Baqarah, 185]. Demikian, semoga membantu. Wassalamualaikum war. wab. (Ditulis oleh Dewan Asatidz)

0 Response to "Nuzulul Qur`an dan Lailatul Qadar"

Posting Komentar