Kemuliaan Nabi Muhamad SAW.

Cerita pertama, adalah cerita nabi Muhammad,S.A.W sebelum

wafat,

perhatikan betapa mulianya hati nabi, Disaat beliau sakit parah dan

menjelang ajal pun ia masih ingat umatnya , Ketika hendak shalat

beliau pingsan, dan ketika sadar yang ditanyakan pun masih

umatnya. Simak cerita ini bukti kecintaan kepada umatnya.

Untuk yang sudah pernah baca atau dengar ini , ane Cuma

mengulangi dan memberikan pesan kesesama muslim dan untuk

yang belum silahkan simak semoga menentramkan hati.

Walaupun penyakit yang diderita Nabi shallallahu 'alaihi wasallam

sangat parah,akan tetapi beliau masih sempat menunaikan semua

shalatnya bersama jama’ah para sahabatnya hingga hari itu, yakni

hari kamis, empat hari sebelum wafat, dan pada hari itu Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam telah menunaikan shalat maghrib

bersama mereka, pada saat itu beliau membaca surat “al-

Mursalat.” (HR. al-Bukhari dari Umu Fadhl Bab Sakitnya Nabi)

Pada waktu isya’, sakit Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

smakin parah, hingga beliau tidak bisa ke masjid.’Aisyah

radhiyallahu 'anha berkata:”Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

bertanya:”Apakah orang-orang telah menunaikan shalat?”Kami

menjawab:”Belum wahai Rasulullah, akan tetapi mereka

menunggumu.” Beliau berkata:”Siapkanlah untukku air di bejana.”

Kami pun melaksanakannya, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi

wasallam mandi, ketika hendak bangkit beliau pingsan, dan tak

lama kemudian beliau sadar, dan bertanya:”Apakah orang-orang

telah menunaikan shalat?.” Maka terjadilah untuk kedua dan ketiga

kalinya apa yang terjadi sebelumnya, yakni mandi kemudian

pingsan ketika hendak bangkit. Beliau menyuruh orang supaya

Abu Bakar radhiyallahu 'anhu menjadi imam. Pada hari-hari

tersebut Abu Bakar radhiyallahu 'anhu mulai shalat bersama

mereka.(hadits mutafaq ‘alaihi)

Cerita yang kedua bukti toleransi Nabi terhadap sesama manusia,

tidak memaksakan kehendak dan melindungi yang lemah disini

terpancar kemuliaan hati nabi

Pengemis Yahudi dan Rasullullah SAW

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang

setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang

mendekatinya, Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia

itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila

kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.

Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya

dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata

pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya

kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui

bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah

SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang

membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta

itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar

RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak

bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya

kepada anaknya itu,Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang

belum aku kerjakan?

Aisyah RA menjawab,Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli

sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum

ayah lakukan kecuali satu saja. Apakah Itu?, tanya Abubakar RA.

Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan

membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta

yang ada disana, kata Aisyah RA..

Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa

makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA

mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu

kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, sipengemis

marah sambil menghardik, Siapakah kamu? Abubakar RA

menjawab,Aku orang yang biasa (mendatangi engkau). Bukan!

Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku, bantah si

pengemis buta itu.

Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan

tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa

mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu

dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku,

pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis

sambil berkata kepada pengemis itu, Aku memang bukan orang

yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari

sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah

Muhammad Rasulullah SAW.

Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar

penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, Benarkah

demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia

tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan

membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…

Jika Nabi Muhammad bisa mendengar ini Saya akan berkata begini

gan :

Ya Nabi… sangat mulia Hati mu

Begitu besar kecintaanmu kepada kami Umat Islam

Sedangkan kami sering melupakan mu

Di saat ajal menjemputpun yang diingat adalah kami umat mu

Bukan keluarga atau hartamu

Ya nabi semoga Kami nanti bertemu dengan mudah-mudahan

mendapat ridho mu.

Tenangkanlah hatikami disaat orang lain terus menghujat mu

Tidak ada kata-kata yang tepat yang bisa menggambarkan

kemuliaan hati mu.

Ya Nabi… Kami rindu pada mu…

0 Response to "Kemuliaan Nabi Muhamad SAW."

Posting Komentar