Macam-macam Bid'ah di Bulan Ramadhan

Macam-Macam Bid’ah di
Bulan Ramadhan
Kategori Fiqh dan Muamalah, Ramadhan | 01-09-2008 | 226
Komentar
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan barakah dan
penuh dengan keutamaan. Allah subhanahu wa ta ’ala telah
mensyariatkan dalam bulan tersebut berbagai macam amalan
ibadah yang banyak agar manusia semakin mendekatkan diri
kepada-Nya. Akan tetapi sebagian dari kaum muslimin berpaling
dari keutamaan ini dan membuat cara-cara baru dalam beribadah.
Mereka lupa firman Allah ta ’ala, “Pada hari ini Aku telah
menyempurnakan agama kalian.” (QS. Al-Maidah: 3). Mereka ingin
melalaikan manusia dari ibadah yang disyariatkan. Mereka tidak
merasa cukup dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau ridhwanullahi
‘alaihim ajma’iin.
Oleh sebab itu pada tulisan ini kami mencoba mengangkat
beberapa amalan bid’ah yang banyak dilakukan oleh kaum
muslimin, yaitu amalan-amalan yang dilakukan akan tetapi tidak
diajarkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun para
sahabat beliau, semoga dengan mengetahuinya kaum muslimin
bisa meninggalkan perbuatan tersebut.
Bid’ah Berzikir Dengan Keras Setelah Salam Shalat Tarawih
Berzikir dengan suara keras setelah melakukan salam pada shalat
tarawih dengan dikomandani oleh satu suara adalah perbuatan
yang tidak disyariatkan. Begitu pula perkataan muazin, “assholaatu
yarhakumullah” dan yang semisal dengan perkataan tersebut
ketika hendak melaksanakan shalat tarawih, perbuatan ini juga
tidak disyariatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak
pula oleh para sahabat maupun orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik. Oleh karena itu hendaklah kita merasa cukup
dengan sesuatu yang telah mereka contohkan. Seluruh kebaikan
adalah dengan mengikuti jejak mereka dan segala keburukan
adalah dengan membuat-buat perkara baru yang tidak ada
tuntunannya dari mereka.
Membangunkan Orang-Orang untuk Sahur
Perbuatan ini merupakan salah satu bid’ah yang tidak pernah
dilakukan pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
tidak pernah memerintahkan hal ini. Perbedaan tata-cara
membangunkan sahur dari tiap-tiap daerah juga menunjukkan
tidak disyariatkannya hal ini, padahal jika seandainya perkara ini
disyariatkan maka tentunya mereka tidak akan berselisih.
Melafazkan Niat
Melafazkan niat ketika hendak melaksanakan puasa Ramadhan
adalah tradisi yang dilakukan oleh banyak kaum muslimin, tidak
terkecuali di negeri kita. Di antara yang kita jumpai adalah imam
masjid shalat tarawih ketika selesai melaksanakan shalat witir
mereka mengomandoi untuk bersama-sama membaca niat untuk
melakukan puasa besok harinya.
Perbuatan ini adalah perbuatan yang tidak di contohkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga orang-orang saleh
setelah beliau. Yang sesuai tuntunan adalah berniat untuk
melaksanakan puasa pada malam hari sebelumnya cukup dengan
meniatkan dalam hati saja, tanpa dilafazkan.
Imsak
Tradisi imsak, sudah menjadi tren yang dilakukan kaum muslimin
ketika ramadhan. Ketika waktu sudah hampir fajar, maka sebagian
orang meneriakkan “imsak, imsak…” supaya orang-orang tidak
lagi makan dan minum padahal saat itu adalah waktu yang bahkan
Rasulullah menganjurkan kita untuk makan dan minum. Sahabat
Anas meriwayatkan dari Zaid bin Sabit radhiyallahu ‘anhuma,
“Kami makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam kemudian beliau shalat. Maka kata Anas, “Berapa lama jarak
antara azan dan sahur?”, Zaid menjawab, “Kira-kira 50 ayat
membaca ayat al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menunda Azan Magrib Dengan Alasan Kehati-Hatian
Hal ini bertentangan dengan perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang menganjurkan kita untuk menyegerakan berbuka.
Rasulullah bersabda,
َال ُلاَزَي ُساَّنلا ٍرْيَخِب اَم
اوُلَّجَع َرْطِفْلا
“Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka
menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari Muslim)
Takbiran
Yaitu menyambut datangnya ied dengan mengeraskan membaca
takbir dan memukul bedug pada malam ied. Perbuatan ini tidak
disyariatkan, yang sesuai dengan sunah adalah melakukan takbir
ketika keluar rumah hendak melaksanakan shalat ied sampai tiba di
lapangan tempat melaksanakan shalat ied.
Padusan
Yaitu Mandi besar pada satu hari menjelang satu ramadhan
dimulai. Perbuatan ini tidak disyariatkan dalam agama ini, yang
menjadi syarat untuk melakukan puasa ramadhan adalah niat
untuk berpuasa esok pada malam sebelum puasa, adapun mandi
junub untuk puasa Ramadhan tidak ada tuntunannya dari Nabi kita
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mendahului Puasa Satu Hari Atau Dua Hari Sebelumnya
Rasulullah telah melarang mendahului puasa ramadhan dengan
melakukan puasa pada dua hari terakhir di bulan sya ’ban, kecuali
bagi yang memang sudah terbiasa puasa pada jadwal tersebut,
misalnya puasa senin kamis atau puasa dawud. Rasulullah
bersabda, “Janganlah kalian mendahului puasa ramadhan dengan
melakukan puasa satu hari atau dua hari sebelumnya. Kecuali bagi
yang terbiasa melakukan puasa pada hari tersebut maka tidak apa-
apa baginya untuk berpuasa. ” (HR. Bukhari dan Muslim)
Perayaan Nuzulul Qur’an
Yaitu melaksanakan perayaan pada tanggal 17 Ramadhan, untuk
mengenang saat-saat diturunkannya al-Qur ’an. Perbuatan ini tidak
ada tuntunannya dari praktek Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, begitu pula para sahabat sepeninggal beliau.
Berziarah Kubur Karena Ramadhan
Tradisi ziarah kubur menjelang atau sesudah ramadhan banyak
dilakukan oleh kaum muslimin, bahkan di antara mereka ada yang
sampai berlebihan dengan melakukan perbuatan-perbuatan syirik
di sana. Perbuatan ini tidak disyariatkan. Ziarah kubur dianjurkan
agar kita teringat dengan kematian dan akhirat, akan tetapi
mengkhususkannya karena even tertentu tidak ada tuntunannya
dari Rasulullah maupun para sahabat ridhwanullahi ‘alaihim
ajma’iin.
Inilah beberapa bid’ah yang dilakukan oleh sebagian kaum
muslimin, khususnya di negeri kita, semoga Allah ta’ala
memberikan kita ilmu yang bermanfaat, sehingga kita bisa
meninggalkan perkara-perkara tersebut dan melakukan perbuatan
yang sesuai dengan tuntunan Nabi kita Muhammad shallallahu
‘ alaihi wa sallam.

0 Response to "Macam-macam Bid'ah di Bulan Ramadhan"

Posting Komentar