Ini kabar buruk bagi mereka
yang selama mengagungkan dan
mendewakan kebebasan ala
Amerika Serikat. Ternyata
negara kampium demokrasi itu
tidaklah seideal yang
digemborkan para
pengagumnya. Meski terlambat, mulai saat ini berfikirlah ulang
jika Amerika Serikat adalah negara bebas yang menjunjung tinggi
kemerdekaan pers, kebebasan mendapatkan informasi, dan bisa
memisahkan urusan negara dengan ranah pribadi.
Bukti terbaru yang menguatkan hal itu semua adalah adanya
peringatan yang dikeluarkan oleh Badan-badan pemerintah
federal AS yang menyatakan bahwa setiap pegawai negeri di
negara itu yang membaca bocoran dokumen kawat diplomatik
rahasia di WikiLeaks bisa dipecat dari pekerjaannya.
Salah satu badan pemerintah itu adalah Kantor Manajemen dan
Anggaran Gedung Putih. Kantor tersebut mengirim memo berisi
larangan kepada setiap pegawainya yang tak punya otorisasi dan
seluruh rekanan untuk membaca dokumen rahasia di situs
WikiLeaks maupun situs apa pun, baik di komputer milik
pemerintah maupun komputer pribadi mereka.
Belakangan beredar surat elektronik yang berisi peringatan,
pelajar dan mahasiswa yang ketahuan membaca dokumen
rahasia di WikiLeaks, sekadar memasang link menuju dokumen itu
atau mengomentari isinya di situs jejaring sosial bisa terancam
tak akan diterima bekerja sebagai pegawai negeri di AS.
Pemerintah AS berpendapat, dokumen-dokumen tersebut masih
berstatus rahasia meski sudah beredar luas di internet maupun
dimuat di media massa. ”Jadi, membaca, menyebarkan, atau
sekadar mengomentari dokumen-dokumen itu bisa dianggap
sebagai pelanggaran terhadap Executive Order 13526 tentang
Informasi Keamanan Nasional Rahasia, ” tutur Maura Kelly,
asisten dekan bidang pengembangan karier di Boston University.
Padahal, isi dokumen yang dikategorikan rahasia, yang bocor di
WikiLeaks, itu banyak yang sekadar berisi gosip macam di arisan
ibu-ibu, seperti mengomentari kepribadian dan kebiasaan orang
sampai jenis hidangan yang disajikan dalam pesta pernikahan.
Selain memang ada yang benar-benar membuat telinga Amerika
panas, karena dokumen-dokumen itu membuktikan adanya
intervensi AS dalam benyak kasus di negara-negara lain,
termasuk Indonesia. (kcm/shodiq ramadhan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Amerika tak sebebas apa yang dibayangkan"
Posting Komentar