Untuk pembukaan, saya akan menulisksan dulu tentang daftar lajur waktu evolusi yang saya dapat dari wikipedia.
- 3.8 Miliar tahun yang lalu waktu sell sederhana (prokariot)
- 3 Miliar tahun yang lalu adalah era Fotosintesis
- 2 Miliar tahun yang lalu adalah era sell kompleks (eukariot)
- 1 Miliar tahun yang lalu adalah era multisell
- 600 juta tahun yang lalu adalah era hewan yang sederhana
- 570 juta tahun yang lalu adalah era Antropoda.
- 550 juta tahun yang lalu adalah era hewan kompkles
- 500 juta tahun yang lalu adalah era ikan dan proto amphibi
- 475 juta tahun yang lalu adalah era hewan darat
- 400 juta tahun yang lalu adalah era serangga dan bibit
- 360 juta tahun yang lalu adalah era amfibi
- 300 juta tahun yang lalu adalah era reptil
- 200 juta tahun yang lalu adalah era mamalia
- 150 juta tahun yang lalu adalah era burung
- 130 juta tahun yang lalu adalah era tanaman
- 65 juta tahun yang lalu adalah era punahnya dinosaurus non unggas
- 2.5 juta tahun yang lalu adalah era kemunculan genus Homo
- 200,000 tahun yang lalu adalah era perwujudan manusia tampak sekarang
- 25,000 tahun yang lalu adalah era Neaderthalis punah.
SEJARAH SINGKAT PENEMUAN DINOSAURUS
Nah, mari kita menyimak asal muasal kata Dinosaur atau Dinosaurus. Menurut Ensiklopedia Indonesia, kata Dinosaurus berasal dari Yunani, Deinos yang artinya menakutkan, dan Sauros yang artinya kadal. Masih menurut Ensiklopedia Indonesia, Dinosaurus adalah reptil prasejarah, hidup di daratan; leher panjang, anggota bagian depan lebih pendek dari yang bagian belakang; hidup dimasa mezoikum.Ada yang menarik dan perlu diingat mengenai penggunaan kata Dinosaurus pada wikipedia Indonesia. Pada Wikipedia Indonesia, dijelaskan bahwa penggunaan kata DINOSAURUS, kadang-kadang digunakan secara tidak resmi untuk menggambarkan "REPTIL PRASEJARAH LAIN", seperti Plesiosaurus, Pterosaurus, Ichthyosaurus, Dimetrodon dan Mosasaurus, meskipun tak satupun hewan-hewan ini yang merupakan Dinosaurus. Hal itu dikarenakan, Pterosaurus bersayap tidak dominan hidup di darat, Plesiosaurus, Ichthysoaurus, dan Mosasaurus dominan hidup di air, sedangkan Dimetrodon lebih condong ke mamalia daripada reptil (menurut para ahli).
Adalah William Buckland (1784-1856), yang pertama kali menemukan fosil Dinosaurus pada era modern.
Beliau menemukan fosil Dinosaurus yang dikenal dengan nama Megalosaurus, yang berarti Kadal Raksasa.
Selanjutnya, penggunaan kata Dinosauria diprakarsai oleh Richard Owen. Richard Owen, seorang berkebangsaan Inggris yang mendukung teori evolusi Darwin.
Ya, Charles Darwin. Kita sudah mengenal dirinya sejak lama.
Dan marilah kita berkenalan lagi dengan Charles Darwin, sang penggagas Teori Evolusi Darwin dengan bukunya yang terkenal The Origin of Species By Means of Natural Selection.
Darwin lahir di Shrewsburry, Shropshire, Inggris, 12 Desember 1809, dan meninggal di Downe, Kent, 19 April 1882 pada umur 72 tahun.
Darwin mendapatkan undangan khusus untuk menjadi pendamping kapten Robert FitzRoy, dalam pelayaran Kapal HMS Beagle. Dalam perjalanan selama lima tahun tersbeut, Darwin menjumpai beraneka ragam kehidupan. Di Amerika Selatan, ia menemukan fosil-fosil mamalia raksas yang telah punah, termasuk megatheria dan gliptodon dalam lapisan yang tidak memperlihatkan tanda-tanda katastrofi ataupun perubahan iklim. Sesekali Darwin menganggap mereka serupa dengan spesies-spesies di Afrika. Tetapi, setelah pelayaran Richard Owen telah memperlihatkan bahwa sisa-sisa itu berasal dari binatang-binatang yang terkait dengan makhluk-makhluk yang samahidup ditempat yang sama. Di Kepulauan Galapagos, Darwin menemukan bahwa mockingbird berbeda dari satu pulau ke pulau lainnya. Dan ketika ia kembali ke Britania, ia juga menjumpai burung finch yang berbeda spesiesnya tergantung tiap pulaunya. Dan di Australia, ia mendapati bahwa Kanguru Tikus dan Platipus adalah binatang yang aneh. Darwin pun berpikir,"Pastilah dua Pencipta berbeda telah bekerja". Hingga pada akhirnya, ia menetapkan Kepulaun Galapagos sebagai bukti kuat dari evolusi. Ia juga berpikir bahwa burung-burung asli kepulauan ini, telah diambil satu untuk dimodifikasi.
Hewan-hewan seperti inilah yang ada di Kepulaun Galapagos.
Ini bukanlah gambar bebatuan, tapi kura-kura raksasa yang sedang mandi.
Dan ini adalah kura-kuranya
Dan ini adalah burung Finch yang Darwin maksud
Darwin menyebutkan, bahwa hewan-hewan termodifikasi oleh alam, yang kemudian, istilah ini dikenal dengan Seleksi Alam, dan masih menurutnya, makhluk hidup ada karena proses "kebetulan". Menurut Darwin, tikus, misalnya, akan muncul dari kain yang lapuk dan gandum yang ditaburi diatas kain. Belatung, muncul dari daging yang busuk. Darwin juga memaparkan bahwa, makhluk hidup berasal dari sel tunggal yang oleh seleksi alam mengalami evolusi hingga menjadi makhluk-makhluk seperti saat ini.
Dinosaurus misalnya, adalah perubahan dari ikan yang menjadi amphibi, dan kemudian berubah menjadi reptil darat yang besar.
Para Evolusionis percaya bahwa seluruh mahkluk hidup berasal dari satu Nenek Moyang yang sama (common descent). Mereka percaya bahwa sell prokariotik berevolusi menjadi eukariotik. Dari eukariotk berevolusi dan berevolusi menjadi ikan. Dan dari ikan, berevolusi menjadi Dinosaurus.
Berbagai macam fosil Dinosaurus sudah ditemukan oleh para ahli purbakala. Mulai dari T-Rex, V. Raptor, Archaeopteryx dan masih banyak lagi. Darwin pun menyebutkan bahwa, hewan-hewan seperti Dinosaurus mampu berevolusi lagi tergantung dari seleksi alamnya. Burung misalnya, dalam hal ini, burung yang dimaksud adalah burung purba Archaeopteryx. Menurut pakar teori evolusi, Archaeopteryx adalah perpaduan antara evolusi reptil dan unggas. Lebih tepatnya adalah, Dinosaurus kecil seperti Velociraptor, oleh pakar evolusi dianggap berevolusi menjadi Archaeopteryx.
Tidak hanya hewan yang mampu berevolusi, namun, menurut pakar evolusi, manusia seperti kita, adalah hasil dari evolusi spesies kera.
Jadi, dalam buku The Origin of Spesies dan menurut pemikiran Darwin dan para ahli teori evolusi, semua yang ada didunia merupakan sebuah kebetulan, dan segalanya dapat berubah atau dimodifikasi sehingga memunculkan spesies makhluk hidup yang baru.
KONTRA TEORI EVOLUSI
Salah satu tokoh yang kontra dengan Darwinisme dan teorinya adalah Adnan Oktar atau yang dikenal dengan nama Harun Yahya. Beliau adalah ilmuwan terkemuka dari Turki, yang lahir pada tahun 1956 di Ankara. Dalam karya Adnan Oktar yang berjudul Keruntuhan Teori Evolusi, menjelaskan, bahwa apapun yang diciptakan atau ada di dunia ini, bukanlah merupakan sebuah kebetulan belaka. Pada tulisan awal saya, saya menjelaskan tentang bagaimana para ahli evolusi menjelaskan bahwa seluruh makhluk hidup memiliki satu nenek moyang yang sama.
Dalam ulasannya, Harun Yahya memaparkan kesalahan Darwin mengenai sel. Darwin menjelaskan bahwa seluruh makhluk hidup bermula dari sel prokariotik. Tapi, apa yang dilihat oleh Darwin adalah, penampakkan prokariotik dari mikroskop yang tidak secanggih mikroskop pada masa kini. Lebih singkatnya, Darwin melihat dari lensa mikroskop yang tidak secanggih sekarang. Pada zaman Darwin, mikroskop hanya mampu melihat sel sebagai sesuatu yang sangat sederhana. Tapi, pada era mikroskop abad ini, sel terlihat sebagai sebuah komponen yang rumit, yang tentu kerumitannya ada secara serempak dan tidak melalui tahap evolusi, apalagi kebetulan.
Harun Yahya dan wikipedia juga memaparkan pendapat dari ahli Matematika kenamaan, Fred Hoyle. Dalam ulasan Harun Yahya dan wikipedia, Fred Hoyle mengatakan bahwa, "Jika semua makhluk hidup terjadi secara kebetulan, maka sama halnya mengharapkan sebuah tornado yang melewati tumpukkan barang bekas mampu membuat Boeing 747 dari apapun yang ada pada tumpukkan barang tersebut."
Isaac Newton juga memaparkan bahwa, "Tidak ada materi yang tidak diatur Tuhan".
Analogi Jam, juga memaparkan bagaimana semua materi dan mekanika yang pada jam, adalah rancangan yang jenius dari Sang Desainer jam itu sendiri. Begitu juga dengan penciptaan. Itu artinya, tidak ada yang ada secara kebetulan. Semua itu sudah diatur berdasarkan rincian dan hitungan yang cermat.
Lalu, bagaimanakah kaitannya dengan Dinosaurus?
Para Evolusionis percaya bahwa kehidupan darat pertama sesungguhnya berasal dari kehidupan air. Ikan yang berevolusi, memilih untuk tinggal didarat dan berevolusi menjadi hewan darat.
Nah, semetinya, ditemukan pula hewan "peralihan" yang merupakan bukti bahwa adanya hewan air yang berpindah ke darat. Dan semestinya pula, hewan "peralihan" tersebut memiliki organ dan struktur yang menandakan bahwa dia memang hewan yang berevolusi. Contohnya adalah, organ setengah insang setengah paru-paru.
Bagaimana dengan hewan air yang bisa berjalan didarat dan keluar dari air?
Amphibia seperti katak, bernafas menggunakan paru-paru, walaupun pada saat ia masih berudu, bernafas dengan insang. Perubahan dari insang ke paru-paru bukanlah contoh evolusi, namun salah satu contoh proses metamorfosis sempurna. Jika dia berevolusi, mestinya ketika katak bertelur, tidak lagi dari mengeluarkan berudu, melainkan bayi katak dan kemudian menjadi katak dewasa. Sama halnya ungkapan bahwa penyu selalu menjadi penyu.
Contoh lainnya adalah ikan Mudskiper atau Gelodok.
Ikan Gelodok mampu bertahan di darat bukan dikarenakan ia mengalami proses evolusi. Ikan ini adalah ikan ampfibia. Anda bisa membaca ulasannya di sini.
Ikan Gelodok mampu hidup di air dan di darat. Namun, ketika ia di darat, ia sesekali mencelupkan dirinya ke air. Ini karena, ikan tersebut bernafas di darat dengan bantuan kulit tubuhnya yang lembab.
Salah satu tamparan keras dari Teori Evolusi adalah, ditemukannya ikan Coelacanth pada era modern. Ikan Coelacanth diduga adalah makhluk ikan peralihan dari hewan laut menjadi hewan darat. Namun, penelitian menyebutkan bahwa, ikan ini bukanlah ikan peralihan, dan tidak mempunyai kemampuan untuk sampai ke daratan. Dan bukti yang mengatakan bahwa Coelacanth berparu-paru primitif, sebenarnya hanyalah kantong lemak.
Lalu bagaimana dengan Archaeopteryx? Bukankah para ahli percaya bahwa burung tersebut mempunyai ciri seperti reptil dan burung?
Semula, para ahli memang berpikir bahwa hewan ini adalah salah satu kunci dari evolusi. Hal itu tak lepas dari anggapan bahwa tidak ditemukannya kelengkapan pada keranggka dadanya yang berfungsi menapung paru-paru dan pundi-pundi udara seperti burung kebanyakan. Namun, ketika para ahli menemukan fosil Archaeopteryx ketujuh, mereka terkejut, karena fosil tersebut memiliki rongga yang lengkap, dan bukan dari proses evolusi. Berikut adalah skema paru-paru reptil dan burung yang saya ambil dari web Harun Yahya.
Yang harus diketahui ialah, tidak pernah ditemukannya organ peralihan dari reptil menuju burung. Hewan reptil, mempunyai kulit yang berbeda dengan burung. Kulit burung selalu ditumbuhi bulu, sedangkan reptil tidak.
Berikut adalah bukti lain mengenai ketidak benaran bahwa Archaeopteryx adalah hewan peralihan antara reptil dengan burung.
1.Bulu menunjukkan bahwa binatang ini berdarah panas dan bisa terbang
Dilihat bagaimanapun juga, T-Rex mempunyai bentuk yang luar biasa. Kokoh dan berperangai buas. Tapi, ada yang aneh menurut saya pada tubuh T-Rex. Coba lihat foto atas, dan bandingkan dengan foto yang saya tandai.
Nah, semetinya, ditemukan pula hewan "peralihan" yang merupakan bukti bahwa adanya hewan air yang berpindah ke darat. Dan semestinya pula, hewan "peralihan" tersebut memiliki organ dan struktur yang menandakan bahwa dia memang hewan yang berevolusi. Contohnya adalah, organ setengah insang setengah paru-paru.
Bagaimana dengan hewan air yang bisa berjalan didarat dan keluar dari air?
Amphibia seperti katak, bernafas menggunakan paru-paru, walaupun pada saat ia masih berudu, bernafas dengan insang. Perubahan dari insang ke paru-paru bukanlah contoh evolusi, namun salah satu contoh proses metamorfosis sempurna. Jika dia berevolusi, mestinya ketika katak bertelur, tidak lagi dari mengeluarkan berudu, melainkan bayi katak dan kemudian menjadi katak dewasa. Sama halnya ungkapan bahwa penyu selalu menjadi penyu.
Contoh lainnya adalah ikan Mudskiper atau Gelodok.
Ikan Gelodok mampu bertahan di darat bukan dikarenakan ia mengalami proses evolusi. Ikan ini adalah ikan ampfibia. Anda bisa membaca ulasannya di sini.
Ikan Gelodok mampu hidup di air dan di darat. Namun, ketika ia di darat, ia sesekali mencelupkan dirinya ke air. Ini karena, ikan tersebut bernafas di darat dengan bantuan kulit tubuhnya yang lembab.
Salah satu tamparan keras dari Teori Evolusi adalah, ditemukannya ikan Coelacanth pada era modern. Ikan Coelacanth diduga adalah makhluk ikan peralihan dari hewan laut menjadi hewan darat. Namun, penelitian menyebutkan bahwa, ikan ini bukanlah ikan peralihan, dan tidak mempunyai kemampuan untuk sampai ke daratan. Dan bukti yang mengatakan bahwa Coelacanth berparu-paru primitif, sebenarnya hanyalah kantong lemak.
Lalu bagaimana dengan Archaeopteryx? Bukankah para ahli percaya bahwa burung tersebut mempunyai ciri seperti reptil dan burung?
Semula, para ahli memang berpikir bahwa hewan ini adalah salah satu kunci dari evolusi. Hal itu tak lepas dari anggapan bahwa tidak ditemukannya kelengkapan pada keranggka dadanya yang berfungsi menapung paru-paru dan pundi-pundi udara seperti burung kebanyakan. Namun, ketika para ahli menemukan fosil Archaeopteryx ketujuh, mereka terkejut, karena fosil tersebut memiliki rongga yang lengkap, dan bukan dari proses evolusi. Berikut adalah skema paru-paru reptil dan burung yang saya ambil dari web Harun Yahya.
Yang harus diketahui ialah, tidak pernah ditemukannya organ peralihan dari reptil menuju burung. Hewan reptil, mempunyai kulit yang berbeda dengan burung. Kulit burung selalu ditumbuhi bulu, sedangkan reptil tidak.
Berikut adalah bukti lain mengenai ketidak benaran bahwa Archaeopteryx adalah hewan peralihan antara reptil dengan burung.
1.Bulu menunjukkan bahwa binatang ini berdarah panas dan bisa terbang
2. Bagian dalam ruang yang kosong seperti tulang burung modern.
3. Gigi pada rahanya bukan bukti hubungan kekerabatan dengan reptil. Di masa lampau, terdapat banyak spesies burung bergigi.
4.Sejumlah burung masa kini juga memiliki "cakar" pada sayapnya.
5. Pada spesismen Arcaheopteryx ketujuh yang baru ditemukan, terdapat sternum, yang menunjukkan bahwa burung ini memiliki otot terbang yang kuat seperti burung modern yang dapat terbang.
Lalu bagaimanakah evolusi manusia yang pernah dikatakan oleh para ahli evolusi?
Untuk yang satu ini, saya tidak akan membahas panjang lebar. Saya hanya akan memberi contoh. Coba Anda pelihara sepasang kera, jantan dan betina. Peliharalah kera itu sampai dewasa dan kawin hingga punya anak. Kawinkan lagi anak-anak kera itu sehingga menghasilkan keturunan. Hingga sampai 10 generasi Anda, kera yang turun temurun Anda pelihara, tidak akan pernah berevolusi. Padahal, menurut Seleksi Alam Darwin, hewan mampu berevolusi karena faktor lingkungan. Sedangkan lingkungan kera Anda adalah lingkungan manusia, tapi kenapa tidak bisa menjadi manusia seperi manusia pada umumnya. Untuk ulasan lebih jelas mengenai tulang belulang yang pernah dianggap sebagai Nenek Moyang kita, silahkan Anda klik di sini.
Apakah Fosil Dinosaurus Memamng Benar Demikian?
Untuk yang satu ini, saya hanya memaparkan beberapa hal yang terlihat janggal pada beberapa tubuh Dinosaurus yang selalu digambarkan. Kita mulai dengan T-Rex atau Tyrannosaurus Rex. pakah yang aneh dari Tyrannosaurus Rex yang mengerikan ini? Mari kita lihat!
Dilihat bagaimanapun juga, T-Rex mempunyai bentuk yang luar biasa. Kokoh dan berperangai buas. Tapi, ada yang aneh menurut saya pada tubuh T-Rex. Coba lihat foto atas, dan bandingkan dengan foto yang saya tandai.
Adakah yang tahu kegunaan dari tangan Tyrannosaurus yang kecil tersebut? Jika dilihat dari perawakannya, jelas bahwa tenaga terbesar terletak pada rahangnya yang kokoh, kaki yang kuat dan ekor yang besar. Tapi, coba lihat tangannya yang kecil. Sangat kontras dengan semua keganasan yang ada pada nya. Hal ini sama halnya jika kita membayangkan Singa berkaki sirip ikan. Ketika saya mencari keganjilan itu pada wikipedia, yang saya dapat hanyalah jawaban berikut: "Meskipun tubuh dan kepalanya amat besar tyrannosaurus memiliki suatu kejanggalan, yaitu tangannya yang amat kecil. Tyrannosaurus kemungkinan memakainya untuk bangkit dari tanah saat berbaring."
Munkinkah bangkit dengan tangan yang kecil sedangkan postur tubuhnya besar? Ataukah tangan tersebut tidak berguna? Menurut pendapat saya, jelas sekali tangan itu tidak cocok untuk bertarung.
Jika kita tidak mengatakan berguna, marilah kita berasumsi bahwa segala penciptaan pasti ada gunanya. Sel misalnya, tanpa mitokondira, pastilah tidak akan mampu bekerja dengan benar. Untuk lebih jelasnya, saya akan kenalkan Anda dengan sebuah makhluk yang mengagumkan. Dia adalah Dinoflagelata.
Kenapa saya katakan mengagumkan? Karena makhluk eukariotik ini mempunyai dua ciri antara hewan dan tumbuhan. Dia mempunyai bintik mata seperti hewan, tapi dia juga punya kloroplas untuk berfotosintesis. Lalu pada bagian ujungnya terdapat flagel (cambuk) yang digunakan untuk bergerak. Jadi jelaslah, bahwa makhluk sekecil ini mempunyai kesempurnaan untuk menjalankan segala aktifitasnya.
Kembali pada Tyrannosaurus. Disamping itu, dikatakan juga bahwa, "...selain itu ada sedikit bukti kalau mereka memiliki bulu."
Padahal, para ahli mengatakan bahwa Dinosaurus adalah reptil raksasa. Dan menurut arti kata Tyrannosaurus Rex adalah "Kadal yang kejam". Reptil tidak memiliki bulu. Jika yang dimaksud adalah rambut, maka T-Rex adalah seekor mamalia. Mengingat mamalia itu memiliki rambut, sedangkan aves memiliki bulu. Mamalia tidak berbulu, tapi berambut (kecuali mamalia laut). Jadi, kucing bukan berbulu tapi berambut.Karena jika dikatakan bulu, maka mamalia sama seperti aves, dan aves bertelur, sedangkan mamalia melahirkan.
Lalu, apakah para ahli telah salah merangkai kerangka dari Tyrannosaurus? Jika kerangka Tyrannosaurus tidak seperti yang sebenarnya, lalu makhluk apakah itu? Apakah Tyrannosaurus seperti halnya Brontosaurus, juga merupakan isu hoax? Atau, kah memang para ahli purbakala mengada-adakan wujud mereka?
----------------------------------------------------------
Sumber: wikipedia dan situs Harun Yahya
0 Response to "Kontroversi Teori Evolusi Dan Dinosaurus"
Posting Komentar