Sebuah buku bertajuk ’60 Minutes’ karya veteran CIA, Jose Rodriguez, mengungkap metode yang digunakan badan intelijen Amerika Serikat (AS) itu dalam menangkap Osama bin Laden.
Rodriguez yang mengabdi di CIA selama 30 tahun ini banyak membela lembaga tersebut mengenai teknik interogasi ‘memaksa’ yang mereka lakukan. Menurut Rodriguez, teknik itu sukses.
“Mereka bekerjasama setelah kami melakukan teknik tersebut. Ini kunci penting yang membuat pemerintah AS sukses menemukan kurir penting Osama,” tulisnya dalam buku itu.
Benarkah demikian? Mari lihat apa yang diketahui publik. Pada 23 November 2002 hingga 11 Januari 2003, pria yang dibina Al Qaeda sebagai pembajak ke-20, Mohammed Al Qahtani, diinterogasi selama 48 hari di Guantanamo.
Sesi interogasi itu mewajibkannya bangun pada pukul 04.00 setiap hari dan diinterogasi hingga tengah malam. Saat mengantuk, ia disemburkan air atau dipasangkan musik-musik berisik dengan keras.
Perlakuan secara konstan ini mengubah perilaku Qahtani. Menurut catatan Biro Penyelidik AS (FBI), ia menunjukkan gejala-gejala trauma psikologis esktrem. Seperti berbicara dengan orang khayalan dan mendengar suara-suara.
Berdasarkan dokumen yang dibocorkan situs WikiLeaks, sejak itu Qahtani membocorkan segalanya mengenai peristiwa terorisme 11 September 2001. Semua yang terlibat, ia ungkapkan.
Detil-detil ini tak diungkap. Versi resmi pemerintah AS menyebutkan, tahanan CIA dengan sendirinya mengungkap informasi penting mengenai topik yang ditanyakan pihak Amerika, sebelum diinterogasi dengan metode tersebut.
Tertangkapnya Osama bermula dari orang nomor tiga Al Qaeda, Abu Faraj Al Libi, yang hanya menjabat selama dua tahun karena tertangkap di Kota Mardan, Pakistan pada 2 Mei 2005.
Sebulan setelah tertangkap, Libi diserahkan ke CIA. Lagi-lagi teknik interogasi itu digunakan, meski tak melibatkan penyiksaan kontroversial dengan air, waterboarding.
Libi mengungkap bahwa pemain penting di Al Qaeda bukanlah perekrut dan mentor yang diungkap Qahtani. Melainkan kurir Osama bernama Maulawi Abd Al Khaliq Jan. Pejabat antiterorisme AS berpendapat, nama ini hanya rekaan.
Sebab itulah mereka fokus pada mentor Qahtani, pria bernama Abu Ahmed Al Kuwaiti. Pria ini bertanggung jawab mengajarkan cara berkomunikasi rahasia, selama anggota Al Qaeda berada di Amerika.
Pengakuan Qahtani bahwa Kuwaiti mengajarkan semua kegiatan operasional yang ia ketahui membuat Amerika kemudian menyadari bahwa memang benar pria inilah kunci penting Al Qaeda.
Amerika sudah tahu, Kuwaiti berperan besar membantu pelatihan pembajak pesawat saat peristiwa 11 September 2001. Sayang, baru belasan tahun kemudian mereka sadar, Kuwaiti juga merangkap sebagai kurir terpenting Osama.
Keberadaan Kuwaiti terendus pada Juni 2010, saat ia mengubah cara berkomunikasi. Yakni menggunakan ponsel. Terbuka kesempatan besar bagi Amerika untuk melacak lokasinya.
Tak butuh waktu lama, Kuwaiti terlacak berada di Peshawar, Pakistan. Agen CIA membututinya saat menuju ke sebuah rumah di Kota Abbottabad. Kuwaiti tak sadar, ia sudah membongkar persembunyian Osama.
0 Response to "Bagaimana CIA Menemukan Osama?"
Posting Komentar